Contoh Teks Ceramah Ramadhan 2023: Tentang Perbedaan Malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an

Contoh Teks Ceramah Ramadhan 2023: Tentang Perbedaan Malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an

ramadhan-mohamed_hassan / 6090 images/pixabay-

Contoh Teks Ceramah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Para hadiri jemaah yang diberi rahmat Allah.



Di antara momen yang berharga di Bulan Suci Ramadhan adalah terdapat malam Nuzunul Qur'an dan Lailatul Qadar. Hal tersebut merupakan sejarah yang menentukan kehidupan kita di dunia selanjutnya.

Baca juga: YUK BACA Ruler Of The Land 651 Bahasa Indonesia: Han Bikwang Hadapi Gantikan Cheonma Shingun Hadapi Jaha Masin

Mengapa demikian? Karena keduanya berhubungan langsung dengan proses turunya Al-Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia. Dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 185:




شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya: "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan juga sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."

Kita akan mengulas sedikit tentang perbedaan malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an berikut ini. Merujuk pendapat Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu bahwa Al Qur'an diturunkan oleh Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan.

Baca juga: Rilis Baru Ruler Of The Land 652 Bahasa Indonesia: Han Bikwang Mulai Tunjukkan Kekuatannya, 1 Lawan 1 Imbangi Jaha Masin

Kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadan di Gua Hira melalui perantara malaikat Jibril.

Malam Nuzulul Qur'an diperingati umat muslim di Indonesia pada malam tanggal 17 Ramadan yang dimana Allah menurunkan Al-Qur'an secara berangsur kepada Rasulullah SAW. Adapun lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur'an oleh Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah, secara keseluruhan.

Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata Al Qadar dengan kata takdir. Beliau berpendapat demikian, karena Allah SWT pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam mengajak umatnya ke jalan yang benar.

Sumber:

BERITA TERKAIT

Berita Lainnya