Menguak Kembali Kisah Kejayaan Rumah Batu Kesultanan Jambi dari Tahun 18-an, Keunikan Arsitektur yang Memesona Berdampingan dengan Budaya 3 Negara, Menjadi Apa Sekarang?
ilustrasi rumah batu-Tama66/pixabay-
Bangunan ini tak hanya bercerita tentang kehidupan di Jambi, namun juga merupakan jejak perdagangan yang pernah menjadikan Jambi sebagai jalur strategis yang ramai oleh penduduk Arab, Eropa, dan China.
Ketika kita memandangi Rumah Batu Olak Kemang, kita seakan melihat jendela yang membuka ruang dan waktu.
Berdiri megah sejak abad ke-18, Rumah Batu ini pada awalnya adalah kediaman dari seorang tokoh berpengaruh, Sayyid Idrus Hasan Al-Jufri.
Terbenam dalam keramaian pemukiman warga, rumah ini adalah simbol kekayaan budaya yang menunjukkan keragaman dalam detailnya.
Arsitektur yang rumit namun harmonis, dengan ciri khas Indonesia, China, dan Eropa yang tajam.
Gapura dengan ornamen naga dan bunga, langit-langit yang menggambarkan awan-awan, serta arca singa yang melambangkan keberanian - itu adalah peninggalan yang mempesona dari budaya China.
Tidak ketinggalan, ciri khas Eropa terlihat dalam tiang-tiang kokoh berbahan batu bata dan semen yang memberikan kekokohan pada bangunan ini.
Yang lebih menarik adalah unsur lokal yang terwujud dalam bentuk rumah panggung, sebuah inovasi cerdas yang menjadi ciri khas Jambi.
Fungsinya tak hanya estetis, namun juga berfungsi untuk menghadapi pasang air Sungai Batanghari yang melimpah.