Jangan TERTIPU! 3 Kebohongan Besar Sejarah Majapahit yang Terlanjur Dipercayai Masyarakat Indonesia, Mulai dari Sumpah Palapa, Wilaya Kekuasaan hingga Wajah Asli Gajah Mada
Jangan TERTIPU! 3 Kebohongan Besar Sejarah Majapahit yang Terlanjur Dipercayai Masyarakat Indonesia, Mulai dari Sumpah Palapa, Wilaya Kekuasaan hingga Wajah Asli Gajah Mada-agus santoso /Pixabay-
Sebuah kebohongan besar dalam sejarah kerajaan Majapahit yang sudah tersebar luas
1.Lingkup Kekuasaan
Majapahit dipercaya dan diyakini oleh masyarakat bahwa ia merupakan kerajaan kepulauan terbesar yang pernah ada.
Wilayah kerajaan ini tidak terbatas pada Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Semenanjung Malaya (Malaysia dan Brunei), Tumasik (Singapura), dan sebagian Thailand dan Filipina.
Seperti yang diketahui bahwa sejarah tersebut semakin dipercaya karena ditemukannya sebuah peta bernama National Archipelago, yang diyakini sebagai peta wilayah Majapahit saat itu.
Padahal, peta itu hanyalah peta wilayah-wilayah yang memiliki hubungan dagang setara dengan kerajaan Majapahit.
Wilayah kekuasaan Majapahit sebenarnya hanya sebagian dari pulau Jawa, Madura, dan Bali.
Oleh karena itu, masyarakat daerah tersebut sangat menghormati Kerajaan Majapahit dan diwajibkan untuk membayar upeti pada kerajaan.
Sebaliknya, daerah-daerah di luar kekuasaan Majapahit, seperti Sumatera, Kalimantan, dan sekitarnya, tidak memiliki kewajiban membayar upeti.
Hal ini semakin menegaskan bahwa Kerajaan Majapahit hanya bekerjasama dengan daerah lain dan tidak menguasai pemerintahannya, dan tentunya tidak memiliki kekuasaan yang sangat luas meliputi Malaysia yang di sebutkan sebelumnya.
2.Wajah Gajah Mada
Hingga saat ini wajah Gajah Mada sering digambarkan dalam buku-buku sejarah dan patung-patung.
Wajah tersebut bahkan dipercaya oleh masyarakat sebagai wajah asli Mahapati. Namun, usut punya usut, ternyata wajah Gajah Mada yang banyak terlihat di depan umum hanyalah isapan jempol dari imajinasi M Yamin.
Sedikit informasi bahwa M Yamin pernah menulis buku berjudul Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara untuk meningkatkannya.
Ia juga menawarkan ilustrasi wajah Gajah Mada dalam buku tersebut. M Yamin sengaja menulis buku itu untuk memperkuat nasionalisme bangsa Indonesia.
Simak kebohongan besar sumpah palapa, ada pada halaman berikutnya, jangan kaget!,