Penyebab Biaya Haji Naik Walaupun Arab Saudi Turuh hingga 30 Persen, Kemenag Beri Penjelasan dan Jawabannya, Cek Selengkapnya disini
Penyebab Biaya Haji Naik Walaupun Arab Saudi Turuh hingga 30 Persen, Kemenag Beri Penjelasan dan Jawabannya, Cek Selengkapnya disini-Adli Wahid/pixabay-
SITNAS.id – Penyebab Biaya Haji Naik Walaupun Arab Saudi Turuh hingga 30 Persen, Kemenag Beri Penjelasan dan Jawabannya, Cek Selengkapnya disini
Kementerian Agama (Kemenag) menyebut usulan biaya layanan haji bagi jemaah Indonesia naik menjadi Rp 69,2 juta namun harga paket haji di Arab Saudi nyatanya turun 30 persen dibanding 2022, sehingga ia menjelaskan situasi tersebut.
Hilman Latief, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, membenarkan penurunan harga yang diberlakukan Arab Saudi terhadap paket haji dari Rp 22 juta menjadi sekitar Rp 19 juta.
Penurunan paket layanan haji, kata dia, terkoreksi dengan kenaikan harga transportasi akomodasi.
"Yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu layanan masyair atau di Saudi disebutnya layanan selama masyair, yaitu layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah, kemudian mereka mabit diminah, 4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp 22 juta, itu 4 hari pada masa kemarin," kata Hilman saat dihubungi, Sabtu (21/1/2023).
Baca juga: Biaya Haji Tahun 2023 Naik Rp 69 Juta? Menag Beri Usulan Kenaikan, MUI Heran Kenapa Bisa?
Namun, Hilman mengatakan biaya pelayanan haji di Arab Saudi tidak akan terpengaruh dengan usulan kenaikan biaya haji oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
"Nah untuk sekarang tawaran kita kepada mereka yang sudah kita negosiasikan harga paket layanan itu jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp 18,9 juta ya atau Rp 19 juta, dari Rp 22 juta turun," sambungnya.
Ia mengatakan, standar yang saat ini digunakan Departemen Agama adalah nilai tukar terbaru dolar AS. Ia mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini berbeda dengan tahun lalu.
"Saat ini asumsi yang kita pakai kan asumsi masih dengan dolar yang pesimis lah. Dolar pesimis maksudnya (kurs) dollarnya tinggi itu di Rp 15.300, ya. Sementara tahun lalu dollar Rp 14.425 gitu. Jadi berbeda ya, karena biaya haji itu dollar, gitu kan, saya kira di situ," ucapnya.
Hilman mengatakan, situasi ini membuat penurunan paket layanan haji di Arab Saudi diimbangi dengan kenaikan biaya lainnya. Menurutnya, layanan haji tidak menanggung biaya seperti transportasi hingga penginapan.
"Nah jadi meskipun layanan masyair atau layanan paket haji itu turun tapi turunnya itu masih terkoreksi dengan harga yang lain, misalnya kenaikan-kenaikan berapa riyal untuk rencana penginapan, untuk akomodasi, untuk makan, itu tidak masuk paket layanan haji. Hotel di Madinah, di Mekkah, makan, itu tidak termasuk dalam layanan haji dimaksud. Jadi layanan haji itu spesifik, gitu ya konteksnya," jelasnya.
Simak pada halaman berikutnya, penyebab biaya haji alami kenaikan dan kenapa biaya haji justru alami penurunan hingga 30 persen?